Tuesday, March 24, 2020

Makalah peradaban dunia islam modern sampai kontemporer

KATA PENGANTAR

      Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha. Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang peradaban dunia islam modern sampai kontemporer.
      Makalah ini sudah selesai kami susun dengan maksimal dengan bantuan pertolongan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang sudah ikut berkontribusi didalam pembuatan makalah ini.
     Terlepas dari semua itu, Kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga kami bisa melakukan perbaikan makalah ini sehingga menjadi makalah yang baik dan benar.
     Akhir kata kami meminta semoga makalah tentang peradaban dunia islam modern sampai kontemporer ini bisa memberi manfaat utaupun inpirasi pada pembaca.

                                           Lamongan, 24 Februari 2020

Penyusun


DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR1
DAFTAR ISI2
BAB I PENDAHULUAN3
1.1. LATAR BELAKANG3
1.2. RUMUSAN MASALAH3
1.3. TUJUAN4
BAB II ISI4
2.1. PUSAT-PUSAT PERADABAN DUNIA ISLAM MODERN KONTEMPORER5
2.2. FAKTOR KEMAJUAN DAN KEMUNDURAN PERADABAN DUNIA ISLAM MODERN KONTEMPORER9
2.3. TOKOH-TOKOH DUNIA ISLAM MODERN KONTEMPORER11
2.4. TOKOH-TOKOH ISLAM INDONESIA MODERN KONTEMPORER25
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………....……31
DAFTAR PUSTAKA32


BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Suatu hal yang sangat menarik seperti yang di gambarkan selama ini,yakni Islam memiliki karakteristik global bisa diterima dalam setiap ruang danwaktu.namun pada sisi yang lain saat Islam memasuki beberapa kawasan di belahan dunia maka ia memiliki beberapa corak dan peradapan yang berbeda- beda, hal ini di karenakan Islam merupakan agama yang baru bagi masyarakatdi belahan dunia timur ,timur tengah maupun dunia barat.Islam datang membawa peradaban baru kemudian mengadopsi serta memperbaharui peradapan-peradapan yang sudah ada.islam sempurna di bawa oleh sempurnayang pada saat itu muncul di kawasan timur tengah tepatnya pada kota Makkah. Pada awal pertumbuhanya, Islam bergerak secara sedikit demi sedikit mengubah peradaban orang-orang jahiliah, tetapi tidak menghapus seluruh kebudayaanya misalnya,towaf atau memuliyakan ka’bah yang berada di tengah kota Makkah. Setelah Islam mempunyai kekuatan yang cukup di makkah mempunyai kekuatan cukup berkembang maka umat islam mulai menyebarkanagama dan peradabanya ke negara dikawasan jazirah arab, hal itu di lakukan secara setahap yang membuahkan hasil yang sangat baik sehingga mendapattanggapan dari masyarakat yang cukup ramah.
Setelah kurun waktu yang sangat singkat Islam mampu berkembang dinegara-negara kawasan timur tengah misalnya, Turki, Iran, berbagai bagianafrika dan asia tenggara. Islam telah menigubah peradapan dan kebudayaan di beberpa kawasan tersebut sehingga kawasan-kawasan tersebut memiliki corakkebudayaan yang mencerminkan nilai - nilai Islam dan berkembang sampaisekarang atau abad modern dan kontemporer.semua itu memiliki beberapaaspek pendukung peradaban dan kebudayaan dari masa kemasa atau abad keabad sehingga Islam mampu mempengaruhi dunia sosial , politik, budaya , senidan sastra .pusat-pusat dan aspek-aspek kontemporer. Merupakan suatu yangsangat perlu kita kaji dan teliti agar nilai nilai Islam yang termuat di dalam peradabannya agar tidak hilang ditelan olah perkembangan zaman.

RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah pusat-pusat peradaban dunia islam modern kontemporer
Bagaimanakan faktor kemajuan dan kemunduran peradaban dunia islam modern kontemporer
Siapa sajakah tokoh-tokoh dunia islam modern kontemporer
Siapa sajakah tokoh-tokoh islam Indonesia modern kontemporer
TUJUAN
Memahami pusat-pusat peradaban dunia islam modern kontemporer
Memahami faktor kemajuan dan kemunduran peradaban dunia islam modern kontemporer
Memahami tokoh-tokoh dunia islam modern kontemporer
Memahami tokoh-tokoh islam Indonesia modern kontemporer

BAB II
ISI

2.1. PUSAT-PUSAT PERADABAN DUNIA ISLAM MODERN KONTEMPORER
Baghdad

Kota Baghdad didirikan oleh khalifah Abbasiah kedua, al-Manshur (754-755 M), pada tahun 762 M. Sejak awal berdirinya, kota ini sudah menjadi pusat peradaban dan kebangkitan ilmu pengetahuan. Itulah sebabnya, Philip K.Hitti menyebutnya sebagai Kota Intelektual. Setelah masa al-Manshur, kota Baghdad menjadi semakin masyhur karena perannya sebagai pusat perkembangan peradaban dan kebudayaan Islam. Banyak ilmuwan dari berbagai daerah datang ke kota ini untuk mendalami ilmu pengetahuan. Masa keemasan kota Baghdad terjadi pada zaman pemerintahan khalifah Harun al-Rasyid (786-809) dan anaknya al-Makmun (813-833 M). Dari kota inilah memancar sinar kebudayaan dan peradaban Islam ke seluruh dunia. Prestise politik, supremasi ekonomi, dan aktifitas intelektual merupakan tiga keistemewaan kota ini. Kebesarannya tidak terbatas pada negeri Arab, tetapi meliputi seluruh negeri Islam. Baghdad ketika itu menjadi pusat peradaban Islam dan kebudayaan yang tertinggi di dunia. Ilmu pengetahuan dan sastra berkembang sangat pesat. Banyak buku filsafat yang sebelumnya dipandang sudah “mati” dihidupkan kembali dengan diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Khalifah al-Ma’mun sendiri memiliki perpustakaan yang dipenuhi dengan ribuan buku ilmu pengetahuan. Perpustakaan itu bernama Bait al-Hikmah.
Dalam bidang sastra, kota Baghdad terkenal dengan hasil karya yang indah dan digemari orang. Di antara karya sastra yang terkenal ialah Alfu Lailah wa Lailah, atau kisah seribu satu malam.Di kota Baghdad ini lahir dan muncul para saintis, ulama, filosof, dan sastrawan Islam yang terkenal, seperti al-Khawarizm (ahli astronomi dan matematika, penemu teori al-jabar), al-Kindi (filosof Arab pertama), al-Razi (filosof, ahli fisika dan kedokteran), al-Farabi (filosof besar yang dijuluki dengan al-mu’allim al-tsani,Sejarah Peradaban Islam Kurikulum 2013 191 guru kedua setelah Aristoteles).
Dalam bidang ekonomi, perkembangannya berjalan seiring dengan perkembangan politik. Pada zaman Harun al-Rasyid dan al-Makmun, perdagangan dan industri berkembang pesat. Kehidupan ekonomi kota ini didukung oleh tiga buah pelabuhan yang ramai dikunjungi para kafilah dari dunia internasional (China, India, Asia Tengah, Syiria, Persia, Mesir, dan negeri Afrika lainnya), dua di Bashrah dan Sirat di teluk Persia.
Kairo (Mesir)

Kota Kairo dibangun pada tanggal 17 Sya’ban 358 H/969 M oleh panglima perang dinasti Fathimiah, Jawhar al-Siqili, atas perintah khalifah Fathimiah, al-Mu’izz li Dienillah (953-975 M), sebagai ibu kota kerajaan dinasti tersebut. Wilayah kekuasaan dinasti Fathimiah meliputi Afrika Utara, Sicilia, dan Syiria. Berdirinya kota Kairo sebagai ibu kota kerajaan dinasti ini membuat Baghdad mendapat saingan. Setelah pembangunan kota Kairo selesai lengkap dengan istananya, al-Siqili mendirikan masjid al-Azhar pada 17 Ramadhan 359 H (970 M). Masjid ini berkembang menjadi sebuah universitas besar yang sampai sekarang masih berdiri megah. Nama al-Azhar diambil dari al-Zahra’, julukan Fathimah, puteri Nabi Muhammad SAW yang menjadi istri Ali ibn Abi Thalib.
Kota yang terletak di tepi sungai Nil ini mengalami tiga kali masa kejayaan, yaitu pada masa Dinasti Fathimiah, masa Shalahuddin al-Ayyubi, dan masa di bawah kepemimpinan Baybars dan al-Nasyir pada masa dinasti Mamalik. Periode Fathimiah ini dimulai dengan al-Mu’izz dan puncaknya terjadi pada masa pemerintahan anaknya, al-Aziz.
Al–Mu’izz melaksanakan tiga kebijakan besar, yaitu pembaharuan dalam bidang administrasi, pembangunan ekonomi, dan toleransi beragama. Dalam bidang administrasi, ia mengangkat seorang wazir (menteri) untuk melaksanakan tugas-tugas kenegaraan. Dalam bidang ekonomi, ia member gaji khusus kepada tentara, personalia istana, dan pejabat pemerintahan lainnya. Dalam bidang agama, di Mesir diadakan tempat lembaga peradilan, dua untuk madzhab Syi’ah dan dua untuk madzhab Sunni. Al-Azis kemudian mengadakan program baru dengan mendirikan masjid-masjid, istana, jembatan, dan kanal-kanal baru.
Dinasti Fathimiah ditumbangkan oleh dinasti Ayyubiah yang didirikan oleh Shalahuddin, seorang pahlawan Islam terkenal dalam Perang Salib. Ia tetap mempertahankan lembaga-lembaga ilmiah yang didirikan oleh dinasti Fathimiyyah. Ia juga mendirikan lembaga-lembaga ilmiah baru, terutama masjid yang dilengkpi dengan tempat belajar teologi dan hukum. Karya-karya ilmiah yang muncul pada masanya dan sesudahnya adalah kamus-kamus biografi, compendium sejarah, manual hukum, dan komentar-komentar teologi. Ilmu kedokteran diajarkan di rumah-rumah sakit. Prestasinya yang lain adalah didirikannya sebuah rumah sakit bagi orang cacat pikiran.
Ishfahan (Persia)

Ishfahan adalah kota terkenal di Persia, pernah menjadi ibu kota kerajaan Syafawiyah. Persia memiliki ciri-ciri kebudayaan seperti arsitektur dan kesenian yang sangat khas sehingga mampu digunakan sebagai alat dalam penyebaran serta pengembangan agama Islam pada periode Islam modern dan kontemporer. Pengelompokkan keagamaan di Persia banyak mendapat perhatian dari pihak Arab karena sistematika pengelompokannya sangat baik dan praktis dengan menggunakan dua corak kehidupan, Syiah dan Sunni.
Ketika raja dinasti Syafawi, Abbas 1, menjadikan Ishfahan sebagai ibu kota kerajaan, kota ini menjadi kota yang luas dan ramai dengan penduduk. Kota ini terletak di atas sungai Zandah. Di atas sungai ini terbentang tiga buah jembatan yang megah dan indah, satu diantaranya terletak di tengah kota. Sementara dua lainnya di pinggiran kota. Kota ini, ketika berada di bawah kekuasaan kerajaan Syafawi, dikelilingi oleh tembok yang terbuat dari tanah dengan delapan buah pintu. Di dalam kota banyak berdiri bangunan, seperti istana-istana, sekolah-sekolah, masjid-masjid, menara-menara, pasar, dan rumah-rumah yang indah, terukir rapi dengan warna-warna yang menarik. Masjid Syah yang masih ada sampai sekarang yang didirikan oleh Abbas 1, merupakan salah satu masjid terindah di dunia. Pintunya dilapisi dengan perak. Di samping itu, juga ada lapangan dan tanaman yang terawat baik dan menawan.
Turki

Pada tahun 2000 muncul cendikiawan muslim yang bernama Harun Yahya yang mampu melakukan perlawanan terhadap sekularisme melalui beberapa pemikiran dan dalam bidang yang lain. Ini merupakan fenomena baru bagi penduduk Turki dalam abad modern dan kontemporer.
Dalam aspek budaya dan sosial, kawasan Turki banyak dihuni oleh suku Kurdi yang sering melakukan pemberontakan terhadap kebijakan publik karena perbedaan pemahaman dalam bidang agama. Dalam aspek agama, masyarakat Turki mampu berkembang dan mengembangkan ajaran Islam karena memiliki dua madzhab dalam memahami ajaran Islam, yaitu madzhab Sunni dan Syi’ah. Masing masing dari madzhab tersebut memiliki pemimpin dan bergerak dalam bidangnya masing-masing tanpa mengganggu aktivitas di antara keduanya. Hal ini dikarenakan adanya kebijakan dari kaisar Turki yang membagi daerah penyebaran masing-masing.Dalam hal arsitektur, masjid-masjid yang dibangun di sana membuktikan kemajuannya. Masjid memang merupakan suatu ciri dari sebuah kota Islam, tempat kaum muslimin mendapat fasilitas lengkap untuk menjalankan kewajiban agamanya. Masjid-masjid yang mempunyai arsitektur indah adalah Masjid Agung Al-Muhammadi atau Masjid Agung Sultan Muhammad Al-Fatih, Masjid Abu Ayyub Al-Anshari (tempat pelantikan para sultan usmani), Masjid Bayazid dengan gaya Persia, dan Masjid Sulaiman al-Qanuni.


FAKTOR KEMAJUAN DAN KEMUNDURAN PERADABAN DUNIA ISLAM   MODERN KONTEMPORER
FAKTOR KEMAJUAN
Terjadinya asimilasi antara bangsa Arab dengan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu mengalami perkembangan dalam ilmu pengetahuan.
Pluralistik dalam pemerintahan dan politik.
Konsep konsep pemerintahan ala Persia juga diadopsi beberapa khalifah Abbasiyah dengan cara melakukan kawin silang dengan wanita – wanita Persia (shi’i).
Stabilitas Pertumbuhan Ekonomi dan Politik.
Harun al-Rasyid memanfaatkan kemajuan perekonomian untuk pembangunan di sektor Sosial dan Pendidikan. Seperti pengadaan sarana belajar bagi masyarakat umum. Penyediaan infrastruktur yang dilakukan oleh Harun al-Rasyid pada akhirnya dilanjutkan oleh al-Ma’mun, khususnya dalam bidang pengembangan pendidikan, ilmu pengetahuan, kehidupan intelektual serta kebudayaan.
Gerakan Penterjemahan
Buku-buku yang banyak diterjemahkan adalah dalam bidang filsafat dan kedokteran.
Berdirinya perpusatakaan-perpustakaan dan menjadi pusat penterjemahan dan kajian ilmu pengetahuan yakni Baitul Hikmah yang berfungsi sebagai perpustakaan, akademi, pusat penterjemahan dan lembaga penelitian.

FAKTOR KEMUNDURAN
1. Faktor Internal :
·Keruntuhan islam sering disebabkan oleh para pemimpin yang tidak bertanggungjawab.
·Pengkhianatan yang dilakukan oleh orang-orang yang mengincar kekuasaan.
·Kemungkinan terjadinya desentralisasi dan pembagian kekuasaan didaerah-daerah.
·Menerapkan pajak berlebihan menjadi kebijakan favorit yang dibebankan kepada semua rakyat, tak terkecuali.
·Garis perpecahan antara arab dan non arab, muslim arab dan muslim non arab, antara muslim dengan kaum dzimmi.
·Menurunnya stabilitas keamanan dan bangunan yang tidak terperhatikan sehingga sering terjadi banjir yang membawa malapetaka.
·Banyaknya orang kelaparan yang tidak diperhatikan
·Wabah penyakit sering muncul seperti cacar, pes, malaria dan sejenis demam lainnya.
·Serangan al-Ghazali (w. 1111) terhadap para filosuf dan ilmuwan, yang menyerang rasionalisme dan mengajukan tasawuf sebagai alternative yang paling mungkin untuk menjadi jalan hidup dan penemuan kebenaran agama. Al-Ghazali sangat berpengaruh di dunia Islam, sunni khususnya, sehingga mengakibatkan minat orang terhadap falsafah dan ilmu pengetahuan menjadi lemah.

2. Factor Eksternal :
·Pengaruh negative dari aliran-aliran alam pikiran Islam periode sebelumnya
·Pengaruh perang bumi hangus yang dilancarkan oleh bangsa Tartar dari Timur dan serangan Tentara Salib Nasrani dari Barat.


 TOKOH-TOKOH DUNIA ISLAM MODERN KONTEMPORER
Tokoh-Tokoh Dunia Islam Modern
Muhammad bin Abdul Wahab

Muhammad bin Abdul Wahab lahir di Uyainah, daerah Najed pada tahun 1115 H dan wafat pada tahun 1206 H. Negeri tempat kelahirannya adalah sebuah daerah terpencil di pedalaman Arab Saudi. Daerah ini tandus dan tidak banyak diperhatikan orang sebelum timbulnya gerakan pemberharuan yang dipelopori Muhammad bin Abdul Wahab. Meskipun daerah ini secara resmi merupkan daerah jajahan turki, tetapi pemerintahan turki tidak begitu memerhatikan daerah ini. Karena tidak begitu mempunyai wakil pemerintahan yang efektif, kabilah-kabilah Arab yang mendiami daerah ini tersebut tetap sebagai kelompok-kelompok yang bebas. Mereka di bawah bimbingan berbagai kepala suku (amir-amir) mereka. Pada masa itu, kebesaran dan kekuasaan kerajaan Turki Usmani mulai merosot dan rapuh.
Paham dan gerakan Muhamman bin Abdul Wahab di bidang akidah dan syariah adalah sebagai berikut:
Tauhid adalah pemahaman tentang ketuhanan yang penting memad/ai sebagai jalan yang mampu memurnikan akidah Islam yang dikehendaki Allah dan rasul-Nya.
Tidak ada perkataan seorang pun yang patut dijadikan dalil agama Islam, melaikan firman Allah dan sunah Rasulullah saw.
Taklid kepada ulama tidak dibenarkan.
Pintu ijtihad terbuka sepanjang masa dan tidak pernah terputus.
Syirik dalam segala bentuk, khurafat dan takhayul harus dikikis habis.
Ia menhendaki system pendidikan diubah dengan system dinamis dan kreatif.

Shah Waliullah

Nama lengkapnya adalah Qutb al-Din Ahmad bin Abd al-Rahim bin Wajih al-Din al-Syahid bin Mu’azam bin Mansur bin Ahmad bin Mahmud bin Qiwam al-Din al-Dihlawi. Ia dilahirkan pada hari Rabu, tanggal 21 Februari 1703 M atau 4 Syawal 1114 H di Phulat, sebuah kota kecil di dekat Delhi dan wafat pada tahun 1762 M atau 1176 H. Dia dijuluki “Shah Waliullah” yang berarti sahabat Allah karena kesalehan yang ia miliki.
Pemikiran pemikiran:
Ketika ia dewasa ia menyaksikan kemunduran yang dialami oleh umat Islam India dalam berbagai hal dan berada pada titik kritis kemundurannya. Menurutnya, penyebab kemunduran itu adalah masuknya adat-istiadat dan ajaran-ajaran bukan islam ke dalam keyakinan umat islam (bid’ah) dan taqlid atau mengikut dan patuh pada penafsiran dan pendapat-pendapat ulama-ulama masa lampau.
Syah Waliyullah juga berusaha mendamaikan perpecahan yang terjadi dikalangan umat islam, yang diakibatkan oleh pertentangan oleh aliran dan mazhab. Menurutnya hal ini merupakan sebab lain bagi lemahnya umat Islam. Pada zamannya memang terjadi pertentangan yang sangat tajam antara Sunni dengan Syi’ah, Mu’tazilah dengan Asy’ariyah dan Maturidiyah.
Dalam bidang tasawuf ia berupaya menyelaraskan konsepsi Ibn Arabi tentang wihdah al wujud (kesatuan wujud) dengan konsepsi Syaikh Ahmad Sirhindi (w.1624 M) tentang wahdah al syuhud (kesatuan penyaksian).
Dalam bidang hadist, ia adalah pelopor kebangkitan hadits di wilayah India, dimana waktu itu studi hadits di Timur Tengah mengalami kemandegan. Dalam bidang hadits ini, ia membuat syarah kitab Al Muwaththa karya Imam Malik dalam dua bahasa (bahasa Arab dan Persia), yaitu Al Mushaffa dan Al Maswa.
Muhammad Ali Pasya

Muhammad Ali adalah seorang keturunan Turki yang lahir di Kawalla, Yunani, pada tahun 1765, dan meninggal di Mesir pada tahun 1849. Orang tuanya bekerja sebagai seorang penjual rokok dan dari kecil Muhammad Ali telah harus bekerja. Ia tak memperoleh kesempatan untuk masuk sekolah dengan demikian dia tidak pandai menulis maupun membaca, meskipun ia tak pandai.
Pembaharuan yang dilaksanakan oleh Muhammad Ali :
Politik luar negeri
Muhammad Ali menyadari bahwa bangsa mesir sangat jauh ketinggalan dengan dunia Barat, karenanya hubungan dengan dunia Barat perlu diperbaiki seperti Perancis, Itali, Inggris dan Austria . Menurut catatan antara tahun 1813-1849 ia mengirim 311 pelajar Mesir ke Itali, Perancis, Inggris dan Austria . Selain itu dipentingkan pula ilmu Administrasi Negara, akan tetapi system politik Eropa tidak menarik perhatian Muhammad Ali.
Politik dalam negeri
a. Membangun kekuatan militer.
b. Bidang pemerintahan.
c. Ekonomi.
d. Pendidikan.

Al-Tahtawi

Ia lahir pada tahun 1801 di Tahta, suatu kota yang terletak di Mesir bagian Selatan, dan meninggal di Kairo pada tahun 1873. Rifa’ah Badawi Rafi’ al-Tahtawi adalah pembawa pemikiran pembaharuan yang besar pengaruhnya di pertengahan pertama dari abad ke-19 di Mesir. Dalam gerakan pembaharuan Muhammad Ali Pasya, al-Tahtawi turut memainkan peranan.
Pemikirannya antara lain:
Bidang Ekonomi
Dalam bukunya manahijul-albab al-Misriyyah, fi mana hijil adab al-‘Asriyyah: beliau menerangkan bahwa betapa pentingnya kemajuan ekonomi bagi kemajuan suatu negara. Menurut pendapatnya masyarakat kesejahteraan yang dimaksud adalah kesejahteraan seperti di Eropa. Menurut beliau kesejahteraan akan dicapai dengan tiga cara: berpegang teguh pada agama, berbudi pekerti baik, dan kemajuan ekonomi. Sedangkan ekonomi mesir sendiri bergantung pada pertanian, ia memuji usaha yang di jalankan Muhammad Ali dalam lapangan ini.
Bidang Pemerintahan
Menurut pendapat Al-Tahtawi masyarakat suatu negara tersusun dari empat golongan: Raja, kaum Ulama dan Ahli-ahli, Tentara dan Kaum Produsen. Dua golongan pertama adalah golongan yang memerintah dan menjalankan kesejahteraan suatu negara sedangkan dua golongan yang lain adalah golongan rakyat yang harus patuh dan setia kepada pemerintahan.
Bidang Pendidikan
Dan dalam bukunya Al-Mursyidul-Amin lil Banati wal Banin, beliau menjelaskan bahwa, pendidikan dasar mesti bersifat universal dan sama bentuknya untuk segala golongan. Pendidikan menengah mesti mempunyai kualitas tinggi. Anak-anak perempuan mesti memperoleh pendidikan yang sama dengan anak laki-laki. Kaum ibu harus mempunyai pendidikan, agar dapat menjadi istri yang baik dan dapat menjadi teman suami dalam kehidupan intlektual dan social.

Jamaluddin al-Afgani

Nama asli Jamaluddin al-Afgani adalah Muhammad Ibnu Safdar al-Husainy. Ia lahir pada tahun 1838 M di Kota Asadabad. Sejak kecil, ia sudah belajar membaca al-Qur’an, bahasa Arab, Persia, Ilmu tafsir, imu hadis, tasawuf, dan filsafat. Ia juga pernah menuntut ilmu ke Iran dan Irak, pusat perguruan Syiah. Selama beberapa tahun, ia menjadi murid seorang sarjana syiah bernama Murtada an-Nasary.
Pada usia 20 tahun, Jamaluddin al-Afgani menjadi pembantu pangeran Muhammad Khan di Afghanistan pada tahun 1864 M, ia menjadi penasihat Sher Ali Khan, kemudian ia diangkat menjadi perdana menteri pada masa pemerintahan Muhammad ‘Azham Khan berkat kecerdasan dan kepribadiannya yang menarik. Pokok pemikiran Jamaluddin al-Afgani:
1. Bangkitkan kesadaran berpolitik melawan absolutism.
2. Lengkapi diri dengan sains dan tekonologi modern.
3. Kembali pada Islam yang sebenarnya.
4. Hidupkan aqidah Islam sebagai aqidah yang komprehensif dan independen.
5. Lawan kolonialisme asing.
6. Tegakkan persatuan Islam.
7. Infuskan ruh jihad ke jasad masyarakat Islam yang setengah mati.
8. Hilangkan rasa rendah diri dan rasa takut terhadap barat.


Muhammad Abduh


Muhammad Abduh lahir di suatu desa pada tahun 1849 M. Bapak Muhammad Abduh bernama Abduh Hasan Khaerullah, berasal dari Turki yang telah lama tinggal di Mesir. Ibunya menurut riwayat berasal dari bangsa Arab yang silsilahnya meningkat sampai kepada Umar bin Khattab.
Dengan banyaknya faktor-faktor yang menjadi penyebab kemunduran di kalangan umat Islam, antara lain paham jumud, paham fatalis (jabbariyah), paham taqlid, dan lainnya, menyebabkan Muhammad Abduh harus melakukan pemecahan masalah, antara lain:
Membangkitkan kembali semangat ijtihad yang telah teetutup. Dengan ijtihad ummat Islam bekembang ilmu pengetahuan dan peradabannya.
Menghilangkan sikap fatalis (pasrah) pada keadaan di kalangan umat Islam, sebab Allah telah mencipakan akal yang memilki kemauan bebas (free will) dan free act(bebas berbuat) berdasarkan hukum sunnatullah (hukum sebab akibat).
Ummat Islam harus menguasai ilmu dunia sebagaimana Barat sehingga ummat Islam akan mengalami kemajuan dan kemenangan.

Rasyid Ridha

Rasyid Ridla adalah murid Muhammad Abduh yang terdekat. Ia lahir pada tahun 1865 M. di desa Al-Qalamun Libanon. Menurut riwayat ia berasal dari keturunan AL-Husein, cucu Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu ia selalu memakai gelar Al- Sayyid di depan namanya.
Pemikiran-pemikirannya :
Pemikiran Rasyid Ridla tidak jauh berbeda dengan sang guru (Muhammad Abduh). Menurut pendapat Rasyid Ridla, bahwa yang menyebabkan kemunduran umat Islam adalah sebagai berikut :
Tidak adanya semangat pemikiran dan penelitian (ijtihad) di kalangan umat Islam secara dinamis. Umat Islam beranggapan bahwa pintu ijtihad telah tertutup. Akan tetapi mengenai persoalan muamalah(hubungan manusia dengan yang lain) seperti : ekonomi, sosial, ilmu pengetahuan dan teknologi, politik, dll, akan selalu berkembang sesuai dengan kemajuan zaman. Oleh karena itu, fiqh yang menyangkut persoalan kehidupan manusia dalam masyarakat tadi selalu membutuhkan ketetapan hukum baru yang bersumber pada ijtihad.
Faham fatalis (jabbariyah), yaitu bahwa nasib manusia itu secara mutlak sudah ditentukan oleh Allah SWT, sehingga manusia tidak perlu untuk merubahnya.
Untuk mewujudkan  kejayaan ummat Islam perlu digalang persatuan umat Islam, dan agar persatuan umat Islam terwujud perlu dibentuk khilafah islamiyah.

Sayyid ahmad Khan

Ia lahir di Delhi pada tahun 1817. Ia mendapat pendidikan tradisional dalam pengetahuan agama dan di samping bahasa Arab, ia juga belajar bahasa Persia. Ia orang yang rajin membaca buku dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Pemikiran-pemikirannya :
Bidang Politik  :
Peningkatan kemajuan umat Islam di India dapat diwujudkan bukan melawan penjajah Inggris, tetapi harus bekerja sama dengan Inggris sebagaimana yang dilakukan umat Hindu.
Umat Hindu lebih maju peradabanya dari pada umat Islam sebab umat Hindu lebih senang bekerja sama dengan Inggris.
Inggris maju dalam hal peradabannya karena lebih menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, oleh karena itu umat Islam harus belajar Iptek dari penjajah  Inggris.
Memberontak atau melawan Inggris tidak ada artinya apabila umat Islam belum mampu melawan.
Berusaha meyakinkan pihak Inggris bahwa umat Islam bukan musuh tetapi umat yang cinta damai.
Umat Islam adalah satu umat yang tidak dapat membentuk suatu Negara dengan umat Hindu, oleh karena itu umat Islam harus memiliki Negara sendiri.
Bidang agama  :
Umat Islam mundur dikarenakan faham fatalist (jabbariyah), yaitu paham bahwa nasib manusia sudah ditentukan oleh Tuhan, sehingga manusia tidak sanggup merubahnya. Akibat dari paham ini menyebabkan umat Islam tidak memiliki kemauan keras untuk maju, pasrah tanpa usaha serta lebih senang menyerahkan persoalannya kepada Tuhan. Padahal Tuhan telah memberikan akal dan potensi lain yang dianugerahkan kepada manusia untuk mencapai kemjuan-kemajuan.
Sebenarnya manusia diberikan kebebasan untuk memaksimalkan peran akalnya (free will) dan berbuat sesuatu secara bebas (free act) namun tetap dalam koridor tauhid kepada Allah dan tidak bertentangan dengan hukum Allah.
Kebebasan dalam berfikir umat Islam terhenti karena pendapat, bahwa pintu ijtihad telah tertutup. Akibat dari pendapat ini umat Islam tidak memiliki gairah untuk menemukan teori-teori baru melalui jalan ijtihad sebagaimana telah terjadi pada abab II H, di mana umat Islam pernah mencapai kejayaan di semua bidang pengetahuan.
Dalam kehidupan ini, Allah telah menentukan hukum alam (nature law) yang telah ditetapkan sesuai kehendaknya. Hukum itu berupa hukum sebab akibat yang berlaku bagi setiap orang /manusia. Dalam menentukan hukum alam ini , manusia diberikan kebebasan untuk memilih (ikhtiyar) antara baik atau jelek, dan antara maju atau mundur.

Sultan Mahmud II


Sultan Mahmud lahir di Istambul pada tanggal 13 Ramadhan 1199 bertepatan dengan tanggal 20 Juli 1785 dan meninggal pada tanggal 1 Juli 1839. Sultan Mahmud II dipandang sebagai pelopor pembaruan di Kerajaan Ottoman, sebanding dengan Muhammad Ali (1805-1849) yang memelopori pembaruan di Mesir. Pemikiran-pemikiranya:
Sultan Mahmud II adalah pelopor pembaharuan Islam di Turki. Dia banyak melakukan pembaharuan (modernisasi) diantaranya:
Pembaharuan di bidang militer. Ia membentuk korps tentara baru yang pelatihnya dikirim dari Mesir oleh Muhammaad Ali Pasya.
Sultan Mahmud II menerapkan sistem demokrasi dalam pemerintahan.
Kedudukan sadrazam dihapus  dan diganti dengan Perdana Menteri. Kekuasaan yudikatif yang pada mulanya di tangan sadrazam dipindahkan ke Syekh Islam.
Menghapus hukuman mati yang biasa dilakukan para penguasa terhadap tersangka tanpa melalui prosedur hukum.
Menghapus tradisi rakyat Turki, apabila mereka menghadap sultan maka mereka harus berlutut.
Pembaharuan di bidang pendidikan. Dia memasukkan kurikulum pendidikan umum ke dalam lembaga pendidikan madrasah.
Mengirim siswa-siswa untuk belajar di Eropa.
Mendirikan sekolah Kedokteran, Kemiliteran, Teknik dan Pembedahan.
Mengadakan pembaharuan di bidang Ekonomi.

Muhammad Iqbal

Muhammad Iqbal lahir di Sialkot pada tahun 1876. Untuk meneruskan studi ia kemudian pergi ke Lahore dan belajar di sana sampai ia memperoleh gelar kesarjanaan MA.
Pemikiran-pemikirannya :
Bidang agama
Ajaran Islam itu bersifat dinamis tidak statis.
Barat maju karena pemikiran Barat selalu dinamis, tidak pernah berhenti. Barat sangat cinta ilmu pengetahuan dan senantiasa berijtihad (mengadakan research/penelitian).
Umat Islam agar senantiasa menciptakan ide-ide baru dalam dunia baru, tidak boleh pasrah terhadap keadaaan dan tidak boleh lama-lama tidur. Umat Islam harus bangkit dari tidurnya. Dalam pandangan Iqbal, bahwa orang kafir yang aktif lebih baik dari pada muslim yang suka tidur. (pemikirannya serta malas usaha).
Bidang Politik  :
Umat Islam bisa maju harus hidup dalam satu ikatan umatan wahidah, yaitu adanya Pemimpin Islam dunia untuk menyatukan umat Islam.
Iqbal menolak nasionalisme Barat yang membuat umat Islam terpecah-pecah menjadi negara –negara kecil. Negara boleh beda, tetapi bangsa tetap satu ,  yaitu umat Islam.
Iqbal menolak kapitalisme dan imperialisme  Barat yang  menyengsarakan bangsa-bangsa, sebaliknya Iqbal lebih tertarik sosialisme yang berkembang di Barat, sebab sosialisme identik bahkan sebagian dari ajaran Islam.
Nasionalisme yang berkembang di India yang terdiri dari dua kekuatan yaitu Islam dan Hindu ia setuju, tetapi sulit untuk diwujudkan. Oleh karena itu ia berpendapat bahwa umat Islam di India harus memilih antara tetap hidup di India dengan tetap menjadi kaum minoritas, atau memisahkan diri dari India dengan memiliki Negara dan kekuasaan sendiri. (ini merupakan embrio kelahiran Negara Pakistan).

Tokoh-Tokoh Dunia Islam Kontemporer
Nur Misuari (Filipina).

Nur Misuari dilahirkan di Jolo, Sulu pada 3 Maret 1942. Nur adalah anak keempat dari sepuluh bersaudara. Pada tahun 1960-an, ia mendirikan gerakan kemerdekaan Mindanao yang bertujuan untuk mengatur sebuah negara merdeka di Filipina Selatan. Gerakan kemerdekaan Mindanao membentuk Moro National Liberation Front (MNLF) yang menuntut reformasi politik dalam pemerintah Filipina. Setelah berhasil mengadakan reformasi, MNLF terlibat dalam konflik militer dengan Vernment Filipina dan para pendukungnya antara 1972 hingga 1976 di bawah kepemimpinan Misuari. Perlawanan militer terhadap pemerintah Filipina tidak menghasilkan otonomi bagi orang-orang Moro. Dia berangkat ke Arab Saudi dalam pengasingan. Ia kembali ke Filipina setelah Marcos dihapus dari kantor selama revolusi kekuasaan pada tahun 1986.

Elijah Muhammad (Amerika Serikat).

Elijah Muhammad terlahir sebagai Elijah (atau Robert) Poole pada 7 Oktober 1897, di Sandersville, Georgia. Elijah Muhammad (1897-1975) adalah pimpinan kelompok the Nation of Islam (yang juga popular dengan sebutan “Black Muslims”) pada masa perkembangan mereka yang pesat di Amerika, pertengahan abad ke-20. Poole dan kedua saudaranya adalah pengikut pertama dari W.D. Fard, pendiri the Nation of Islam.
Dengan menetap di Chicago, terpisah dari kelompok Muslim cabang Detroit, Elijah Muhammad mendirikan markas gerakan yang kemudian menjadi pusat pergerakan terpenting. Di Chicago ia bukan hanya mendirikan masjid (yang mereka sebut The Temple of Islam), tetapi juga sebuah surat kabar, Muhammad Speaks, juga Universitas Islam (yang sesungguhnya hanya memberi kurikulum untuk tingkat sekolah dasar sampai dengan tingkat lanjutan atas), serta membangun gedung-gedung apartemen yang dimiliki oleh yayasan yang dipimpinnya, pusat-pusat perbelanjaan, dan banyak restoran. Masjid-masjid juga didirikan di kota-kota lain, banyak pula tanah-tanah pertanian serta peternakan yang dibeli sehingga mereka bisa menyediakan dan memproduksi makanan halal bagi para pengikut mereka. Kelompok ini dikenal memiliki cara hidup yang disiplin.

Dr. Syauki Futaki (Jepang).

Setelah keislamannya, ia bertekad menyebarkan Islam ke seluruh Jepang dan berdakwah untuk Islam. Ia mendirikan Ikatan Persaudaraan Islam. Hampir setiap Jum’at ada orang yang mengucapkan dua kalimat syahadat. Meskipun ia baru masuk Islam pada usia yang sudah tidak muda, yakni 67 tahun, namun semangatnya untuk mengembangkan agama Islam tidak surut sedikit pun.
Beberapa penulis menyatakan bahwa dengan masuknya Dr. Futaki ke dalam agama Islam menjadi pertanda bagi terbitnya Islam di negeri Sakura itu, karena melalui bimbingannya banyak penduduk Jepang yang akhirnya tertarik memeluk Islam.
Dalam perenungan yang panjang di dalam penjara, ia seringkali memikirkan Yang Maha Pencipta. Bagaimana wujud Sang Maha Pencipta. Ia juga merenungkan betapa oragan-organ tubuh manusia yang begitu lengkap dan sistematis adalah mukjizat yang luar biasa. Perenungan itu memunculkan pertanyaanpertanyaan di dalam batin. Sampai akhirnya segera saja ia mencari tahu jawaban dari perenungannya itu.
Untuk mencari jawaban itu, ia menemui salah satu temannya yang beragama Islam yang bernama Abu Bakar Morimoto yang menjadi Ketua Persatuan Muslim Jepang pada waktu itu. Di setiap pertemuan ia selalu berdiskusi menanyakan tentang konsep tauhid yang ada dalam Islam. Bukan hanya itu, perbincangan bertambah hingga mengenai syariat umat Islam dan mengenai umat Islam itu sendiri.
Seketika itu pula Futaki menyatakan ingin masuk Islam. Morimoto begitu bahagia seraya bertakbir dan mengantar Futaki menuju masjid di pusat kota Tokyo. Selanjutnya Futaki mengucapkan dua kalimat syahadat di depan seorang ulama yang berkebangsaan Turki dan mengambil nama Syauki sebagai nama Islam, disusul kemudian anaknya dengan nama Khalid. Pada tahun 1975, kurang dari satu tahun Syauki Futaki telah berhasil mengislamkan sekitar 20 ribu orang di Jepang. Sebuah pencapaian yang luar biasa.








2.4 TOKOH-TOKOH ISLAM INDONESIA MODERN KONTEMPORER
KH. Abdurrahman Wahid.

Kyai Haji Abdurrahman Wahid, akrab dipanggil Gus Dur, lahir di Jombang, Jawa Timur, 7 September 1940 dari pasangan Wahid Hasyim dan Solichah.
Pada tahun 1982 NU membetuk Tim Tujuh (termasuk Gus Dur) untuk mengerjakan isu reformasi dan membantu menghidupkan kembali NU. Pada 1983, Soeharto dipilih kembali sebagai presiden untuk masa jabatan keempat oleh MPR dan mulai mengambil langkah menjadikan Pancasila sebagai ideologi tunggal. Dari Juni 1983 hingga Oktober 1983, Gus Dur menjadi bagian dari kelompok yang ditugaskan untuk menyiapkan respon NU terhadap isu ini. Gus Dur lalu menyimpulkan NU harus menerima Pancasila sebagai Ideologi Negara. Untuk lebih menghidupkan kembali NU, dia mengundurkan diri dari PPP dan partai politik agar NU fokus pada masalah sosial.
Pada Musyawarah Nasional NU 1984, Gus Dur dinominasikan sebagai Ketua Umum PBNU dan dia menerimanya dengan syarat mendapat wewenang penuh untuk memilih pengurus yang akan bekerja di bawahnya. Selama masa jabatan pertamanya, Gus Dur fokus mereformasi sistem pendidikan pesantren dan berhasil meningkatkan kualitas sistem pendidikan pesantren sehingga menandingi sekolah umum.
Pada 20 Oktober 1999, Sidang Umum MPR memilih presiden baru. Meskipun suara PDIP yang terbesar, namun karena suasana politik yang berkembang saat itu, mengantarkan Gus Dur terpilih sebagai Presiden Indonesia ke-4. Langkah yang dilakukan oleh Gus Dur sebagai Presiden adalah mereformasi militer dan mengeluarkan militer dari ruang sosial-politik. Pada era Gus Dur, TNI-POLRI tidak diperkenankan terlibat dalam politik praktis. TNI hanya bertugas sebagai lembaga pertahanan negara.
Penghargaan.
Pada 11 Agustus 2006, Gus Dur mendapatkan Tasrif Award-AJI sebagai Pejuang Kebebasan Pers 2006. Gus Dur dinilai memiliki semangat, visi, dan komitmen dalam memperjuangkan kebebasan berekpresi, persamaan hak, semangat keberagaman, dan demokrasi di Indonesia. Gus Dur memperoleh penghargaan dari Mebal Valor yang berkantor di Los Angeles karena ia dinilai memiliki keberanian membela kaum minoritas. Dia juga memperoleh penghargaan dari Universitas Temple dan namanya diabadikan sebagai nama kelompok studi Abdurrahman Wahid Chair of Islamic Study.

Gus Dur memperoleh banyak gelar Doktor Kehormatan (Doktor Honoris Causa) dari berbagai lebaga pendidikan, yaitu:
Doktor Kehormatan bidang Hukum dari Konkuk University, Seoul, Korea Selatan (2003).
Doktor Kehormatan dari Sun Moon University, Seoul, Korea Selatan (2003)
Doktor Kehormatan dari Soka Gakkai University, Tokyo, Jepang (2002)
Doktor Kehormatan bidang Filsafat Hukum dari Thammasat University, Bangkok, Thailand (2000)
Doktor Kehormatan dari Asian Institute of Technology, Bangkok, Thailand (2000)
Doktor Kehormatan bidang Ilmu Hukum dan Politik, Ilmu Ekonomi dan Manajemen, dan Ilmu Humaniora dari Pantheon Sorborne University, Paris, Perancis (2000)
Doktor Kehormatan dari Chulalongkorn University, Bangkok, Thailand (2000)
Doktor Kehormatan dari Twente University, Belanda (2000)
Doktor Kehormatan dari Jawaharlal Nehru University, India (2000)

Prof. Dr. Nurcholish Madjid.

Nurcholish lahir pada 17 Maret 1939, di Desa Mojoanyar, Jombang, Jawa Timur. Orangtua Nurcholish datang dari lingkungan Nahdlatul Ulama dan Masyumi. Pada 1969, dia menelurkan booklet berjudul Nilai nilai Dasar Perjuangan (NDP), yang dikenal pula sebagai panduan orientasi ideologis anggota HMI dan juga diterima di kalangan intelektual muda Islam non HMI. Pada 1965, terjadi perubahan besar dalam politik Indonesia, Soekarno jatuh dan digantikan Soeharto. Orde Baru membawa perbaikan ekonomi Indonesia. Namun, pada masa ini pula meningkat represi terhadap ekspresi politik, khususnya yang berbasis Islam. Di tengah situasi seperti itu, pada Januari 1970, Nurcholish meluncurkan makalah dengan judul “Keharusan Pembaharuan Pemikiran Islam dan Masalah Integrasi Umat” yang memicu perdebatan riuh di kalangan umat Islam. Kontroversi itu telah melejitkan Nurcholish menjadi tokoh publik. Namun, Nurcholish tetap menjaga diri dan menyisakan waktunya untuk kegiatan lain menyebarkan gagasannya.
Setelah mendapat gelar doktor dan kembali ke Indonesia pada 1985, banyak teman mendorongnya menyebarkan gagasan ke masyarakat Indonesia lebih luas. Dari sinilah kemudian Paramadina didirikan. Demokratisasi merupakan tema penting dalam debat nasional sepanjang 1990-an. Pada era ini Nurcholish menjadi kontributor tetap di berbagai harian dan majalah, mendiskusikan berbagai tema dari iman, budaya hingga moral dalam politik Muslim kontemporer. Artikel pendek dan mudah dicerna ini, yang dibukukan dengan judul “Pintu-Pintu Menuju Tuhan” (1994) seperti ingin menjawab kritik bahwa tulisan Nurcholish terlalu akademis dan sulit bagi publik awam untuk memahaminya.
Pada waktu yang bersamaan, Paramadina menerbitkan buku lain Nurcholish, “Islam Agama Peradaban: Membangun Makna dan Relevansi Doktrin Islam dalam Sejarah”. Buku ini berisi makalah Klub Kajian Agama (KAA) Paramadina sejak awal 1990-an, mendiskusikan berbagai subjek, termasuk neo-sufisme. Buku dengan judul hampir sama, “Islam: Doktrin dan Peradaban” (1992) menjadi bukunya yang paling diminati.
Merenungkan peradaban Islam kian mendalam memandu Nurcholish mencari landasan kerjasama antar-agama. Pada akhir 1992 dia kembali membuat pidato yang isinya diperdebatkan secara luas: “Kehidupan Keagamaan di Indonesia untuk Generasi Mendatang”. Nurcholish berbicara tentang agama secara umum, tidak hanya Islam. Dia juga bicara soal agama yang inklusif dan universal, serta menekankan pencarian kesamaan platform antar-agama. Melawan diam-diam batas keterbukaan politik Soeharto, Nurcholish juga terus terlibat dalam debat publik pada 1990-an, mendorong keterbukaan, dan kemungkinan kritik publik dalam pembetukan masyarakat demokratis. Pada masa ini Nurcholish menulis sebuah artikel penting berjudul “Islamic Roots of Modern Pluralism, Indonesian Experience”.

KH. Hasyim Asy’ari.

KH. Hasyim Asy'ari lahir pada tanggal 10 april 1875, di Desa Gedang, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Beliau merupakan anak ketiga dari sebelas bersaudara. Ayahnya bernama Asy'ari sedangkan Ibunya bernama Halimah. Beliau merupakan pendiri Nahdlatul Ulama, organisasi massa islam terbesar di Indonesia. Beliau juga merupakan seorang ulama dan sekaligus pemimpin dari pondok pesantren tebuireng. Dalam pesantren tersebut bukan hanya diajarkan ilmu agama saja, namun juga pengetahuan umum ikut mengiringi pengajaran agama Islam. Para santri belajar membaca huruf latin, menulis dan membaca buku-buku yang berisi pengetahuan umum, beroganisasi, dan berpidato.
Menurut beliau, mengajarkan agama Islam berarti memperbaiki manusia. Mendidik para santri agar siap terjun ke masyarakat, adalah salah satu tujuan utama perjuangan KH. Asy'ari.
Peran KH. Hasyim Asy'ari tidak hanya sebatas pada bidang keilmuan dan keagamaan, tetapi juga dalam bidang sosial dan kebangsaan. Pada tanggal 1937 beliau didatangi pimpinan pemerintah Belanda dengan memberikan bintang mas dan perak sebagai tanda kehormatan namun beliau menolaknya.
Kemudian pada waktu itu, beliau memberikan nasehat kepada para santri-santrinya tentang peristiwa --peristiwa tersebut dan menganalogikan dengan kejadian yang dialami Nabi Muhammad SAW. Yang melakukan kompilasi dengan orang-orang muda dengan tiga hal, yaitu: Kursi kedudukan yang tinggi dalam pemerintahan, Harta benda yang berlimpah-limpah, dan Gadis-gadis tercantik. Akan tetapi, Nabi SAW. Menolaknya bahkan berkata: "Demi Allah, jika mereka kuasa menempatkan matahari ditangan kananku dan bulan ditangan kiriku dengan tujuan agar aku berhenti dalam berjuang, aku tidak akan mau menerimanya bahkan nyawa taruhannya."
Masa-masa revolusi fisik di tahun 1940, barangkali memang menjadi kurun biaya terberat bagi beliau. Pada masa penjajahan Jepang, beliau dipanggil oleh pemerintah fasisme Jepang. Dalam tahanan itu sendiri, penyiksaan demi penyiksaan dialami oleh beliau sehingga salah satu jari beliau menjadi cacat. Pada saat yang sama, beliau sedang menuliskan lembaran-lembaran dalam bahasa Indonesia, yakni dengan diserukan resolusi jihad yang beliau memfokuskan pada tanggal 22 Oktober 1945, di Surabaya yang lebih dikenal dengan hari pahlawan nasional. KH. Hasyim Asy'ari wafat pada tanggal 25 Juli 1947 dalam usia 72 tahun, beliau dimakamkan di Tebu Ireng, Jombang.

KH. Ahmad Dahlan



Kiai Haji Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis (lahir di Yogyakarta, 1 Agustus 1868 – meninggal di Yogyakarta, 23 Februari 1923 pada umur 54 tahun) adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia. Dia adalah putra keempat dari tujuh bersaudara dari keluarga K.H. Abu Bakar. KH Abu Bakar adalah seorang ulama dan khatib terkemuka di Masjid Besar Kasultanan Yogyakarta pada masa itu, dan ibu dari K.H. Ahmad Dahlan adalah puteri dari H. Ibrahim yang juga menjabat penghulu Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat pada masa itu.
Atas jasa-jasa K.H. Ahmad Dahlan dalam membangkitkan kesadaran bangsa Indonesia melalui pembaharuan Islam dan pendidikan, maka Pemerintah Republik Indonesia menetapkannya sebagai Pahlawan Nasional dengan surat Keputusan Presiden no. 657 tahun 1961. Dasar-dasar penetapan itu ialah sebagai berikut:
KH. Ahmad Dahlan telah mempelopori kebangkitan ummat Islam untuk menyadari nasibnya sebagai bangsa terjajah yang masih harus belajar dan berbuat;
Dengan organisasi Muhammadiyah yang didirikannya, telah banyak memberikan ajaran Islam yang murni kepada bangsanya. Ajaran yang menuntut kemajuan, kecerdasan, dan beramal bagi masyarakat dan umat, dengan dasar iman dan Islam;
Dengan organisasinya, Muhammadiyah telah mempelopori amal usaha sosial dan pendidikan yang amat diperlukan bagi kebangkitan dan kemajuan bangsa, dengan jiwa ajaran Islam; dan
Dengan organisasinya, Muhammadiyah bagian wanita (Aisyiyah) telah mempelopori kebangkitan wanita Indonesia untuk mengecap pendidikan dan berfungsi sosial, setingkat dengan kaum pria.


BAB III
PENUTUP

Perkembangan itu banyak dipengaruhi oleh munculnya cendikiawan muslim yang mampu menelaah dan mengkaji syariat islam serta mampu menyebarkan kepada masyarakat luas dengan kemasan yang baik sehingga mudah diterima. Tetapi tidak menutup kemungkinan pada periode ini banyak tantangan dari kaum orintalis yang ingin menghancurkan peradaban dan kebudayaan islam.
Seperti pihak yang mengaku beragama islam dan memanfaatkan status dengan memecah belah persatuan islam seperti kasus pengeboman. Hal ini menghancurkan persatuan umat islam karena beberapa orang beranggapan bahwa pelakunya adalah pihak dari orang yang tidak memiliki kepercayaan. Karena agama lain pun memiliki ajaran kedamaian antar beragama.
Seharusnya ketika telah diadakan pembaharuan dalam islam, kita sebagai umat islam harus bisa mengambil manfaat dari pembaharuan tersebut diadakan untuk mengubah kebiasaan dan perilaku buruk dari manusia. Dengan adanya pembaharuan, maka islam mampu menjaga identitasnya sebagai agama yang dapat diterima oleh seluruh umat dan dapat berkembang di setiap zaman.

No comments:

Post a Comment